A L A M

Sungguh kebaikan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata apapun atas segala anugrah alam kepada kita umat manusia. Kenapa tidak, alam telah menyediakan kita udara untuk nafas hidup, alam telah menyedikan berbagai mata air sebagai kebutuhan penting untuk kelangsungan hidup manusia. Alam juga menyediakan berbagai lukisan dan karya tangan ajaib Tuhan untuk dinikmati, misal jajaran gunung-gunung yang dipadu dengan sawah petani yang bisa dinikmati sepuas hati untuk mencari kedamaian atau sekedar bersyukur atas kebaikan Tuhan tanpa membayar pajak kepada siapapun. Kita juga bisa melihat keindahan berbagai danau dinusantara ini, untuk sekedar rekreasi dan melepas kejenuhan atas berbagai aktivitas. Tidak hanya itu, bila kita tidak sempat menikmati keindahan alam dan karya Tuhan karena terlalu lama didalam gedung, sore harinya kita masih bisa menikmati keindahan mata hari terbenam, atau disaat malam hari, alam juga tidak menyembunyikan kecantikannya, namun menampilkannya bersama dengan bintang dan bulan. Kalau dipikir-pikir alam itu sebenarnya sangat murah hati, semurah hati pencipta-Nya, tapi ada yang perlu disayangkan, kita lupa bersyukur atas kebaikan alam dan anugrahnya. Sehingga lahirlah orang-orang yang serakah yang mampu dengan tenangnya tanpa dosa pula menjarah kebaikan alam ini, hutan dirambah seenak hati walau sudah ada undang-undang yang mengaturnya, laut dijarah seenak dengkulnya saja tanpa memperbaikinya sehingga banyak terumbu karang yang rusak, bukit-bukit diratakan hanya untuk mendirikan rumah-rumah toko dan komplek mewah dan masih banyak lagi tingkah laku “manusia” yang membuat batin ini mengurut dada, tak habis pikir “manusia” apa itu ? Aku juga tak tau………………!
Yang ku tahu alam itu harus dijaga sebagai karya dan titipan hasil jari Tuhan yang Maha dahsyat, ibarat pelukis yang sudah mendisain lukisannya seindah mungkin dan meletakkan setiap karya sesuai dengan posisinya. Namun manusia “jenis aneh” tersebut merusaknnya tanpa tedeng aling-aling dan bahkan merusak setiap karya jari Tuhan. Dasar “manusia” yang tidak mengerti hasil karya Tuhan, maunya seenaknya saja.
Tapi alam tidak hanya berdiam diri, alam juga bisa marah, lihat saja, banjir datang silih berganti walau hujan hanya beberapa menit, tanah longsor dimana-mana yang meminta korban jiwa. Tidak hanya itu laut juga kesal, sehingga tsunami datang dengan hebatnya. Tapi sampai saat ini, bencana-bencana itu tidak bisa menyadarkan “manusia” itu, heran aku, mungkin hati sudah mati. Namun ada juga manusia yang berjuang menjaga dan melestarikan hasil karya Tuhan itu untuk bisa tetap dinikmati, sungguh manusia seperti itu masih ada. Alam itu baik dan sudah sepantasnya kita menjaganya, walau dengan hal kecil misalnya membuang sampah pada tempatnya,sederhana bukan……!
Nikmatilah anugrah dan kebaikan alam ini sepuas mungkin, sebelum Tuhan murka atas rusaknya hasil karyaNya. Dan bersyukurlah atas segala kebaikan-kebaikan dan rahmat Tuhan yang diberikan melalui alam kepada umat manusia, dan semoga perasaan itu lahir dengan pasti. Alam itu pemurah sama seperti penciptaNya. Nikmatilah…….